Sabtu, 05 Maret 2011

sejarah psikologi



MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Psikologi yang Dibimbing oleh
Bpk. Arifin Nur Budiono, M. Si


 
















Disusun Oleh:
DENI KRISTIAWAN
Nim : ( 082 091 032 )


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
JEMBER
2011


HISTORY OF PSYCOLOGY

Psikologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang mengalami perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wilhelm Wundt (1832-1920) mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879 – yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu – pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelekstual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.
Berdasarkan pandangan tersebut, bagian Sejarah Psikologi ini akan dibagi ke dalam beberapa periode dengan berbagai tokohnya.
Memasuki abad ke-20, psikologi berkembang dalam berbagai school of thought. Kalau Wundt meletakkan dasar bagi psikologi dengan pandangan strukturalisme, maka selanjutnya berbagai aliran utama yang muncul adalah sebagai berikut :
  • Fungsionalisme
  • Behaviorisme
  • Psikoanalisa
  • Psikologi Gestalt
  • Psikologi Humanistik
Masa Yunani
Pendekatan dan orientasi filsafat masa Yunani yang terarah pada eksplorasi alam, yang ditandai dengan kemajuan di bidang astronomi dan matematika, meletakkan dasar ciri natural science pada psikologi, yaitu obyektif, penelitian, aktivitas yang real dalam wahana organisasi.
Kejayaan masa Yunani ditandai oleh pemikiran dari tiga filsuf besar: Socrates, Plato, Aristoteles; walau masih dipengaruhi pemikiran-pemikiran masa sebelumnya (masa Yunani Kuno).
Masa Yunani Kuno
Adalah masa transisi dari pola pikir animisime ke awal dari natural science.
Penentu aktivitas manusia adalah alam atau lingkungan. Pada masa ini perilaku manusia berusaha diterangkan melalui prinsip-prinsip alam atau prinsip yang dianalogikan dengan gejala alam.
Ada 5 orientasi : naturalistic, biological, mathematical, eclectic, dan humanistic.
  1. Naturalistic :
    adanya elemen dasar bagi penentu kehidupan. Contoh : Thales (air), Anaximenes (udara). Ide ttg permanence vs change dari zat yang dianalogikan kepada aktivitias manusia, menimbulkan ide tentang jiwa. Pola pikir deduktif : generalisasi gejala alam pada perilaku manusia
  2. Biologic :
    Mengangkat posisi manusia di atas gejala alam yang lain, memisahkan proses-proses pada manusia dari proses-proses yang ada pada mahluk lain di alam. Proses-proses fisiologis primer untuk menjelaskan perilaku manusia.
Tokoh : Hippocrates, Alcmeon, Empedocles.
  1. Mathematical :
    Pendekatan yang melangkah lebih jauh dari dasar dunia fisik, mengarahkan pada hal-hal yang logis tapi abstrak, merupakan bekal bagi kekuatan reason.
  2. Eclectic :
    Menentang ide adanya suatu prinsip dasar dan ‘kebenaran umum’. Idenya sangat mendasar berbeda dari orientasi lainnya. Menekankan pada informasi sensoris, sangat operasional dan praktis. Sikap ilmuwan harus skeptic. Tokoh : The sophists- universal lecturers
  3. Humanistic :
    Fokus : rationality & intentionality. Ratio adalah penentu kehidupan manusia beserta segala konsekuensinya. Tokoh utama : Socrates. Tokoh penerus Socrates : Plato & Aristoteles
Ketiga tokoh tersebut : search for framework of human knowledge. Peletak dasar bagi kerangka pikir  tipikal barat : rational, logic, objective. Disebarluaskan oleh Alexander Agung (murid Aristoteles) melalui ekspansi militer.
AKHIR MASA HELLENISTIC
Pendekatan natural science dari Aristoteles disebarkan oleh muridnya, Alexander the Great melalui ekspansi militer sampai ke daerah Timur. Bersamaan dengan itu mulai juga masuk pandangan belahan dunia Timur ke Barat, terutama Persia, India, dan Mesir. Dengan runtuhnya kekuasaan Alexander the Great, pengaruh timur ini semakin kuat, ditandai dengan menguatnya pandangan spiritualitas menggantikan naturalisme.
MASA ROMAWI
1. Konteks sosial :
  • Pemerintahan kekaisaran romawi yang mendunia dengan tertib administrasi kependudukan yang kuat serta jaminan akan ketentraman sosial.
  • Pemikiran tentang manusia dan alam menjadi lebih pragmatis, spesifik dan spesialis. Bangsa Romawi lebih tertarik pada ilmu pengetahuan yang teknikal dan aplikatif, seluruhnya diarahkan untuk memperkuat dominasi kekaisaran Romawi.
  • Ide-ide dan pemikiran tentang manusia berkembang subur, bahkan juga ide-ide ketuhanan
2. Pengaruh bagi perkembangan pemikiran tentang manusia:
  • Filsafat yang berkembang memiliki konteks yang lebih terbatas dan spesifik, serta tampak dalam bentuk yang nyata, misalnya ritual religi masyarakat Romawi.
  • Fokus yang dibicarakan :
    • dikotomi aktif-pasif, apakah jiwa (yang menggambarkan manusia) adalah unsur yang aktif dan mandiri terhadap lingkungan ataukah unsur yang pasif dan hanya bisa memberi reaksi.
    • dikotomi passion - reason
    • manusia dipandang sebagai makhluk yang kehidupannya didorong oleh usaha untuk mencari cara ‘menguasai’ keinginan fisik melalui penolakan dunia materiil dan mencari kebenaran dalam alam dan Tuhan (Neoplatonism)
  • Pengaruh pada pemikiran tentang. nilai moral.
  • Pemikiran pada masa Romawi memberi jalan bagi berkembangnya kekristenan.
PENGARUH KEKRISTENAN
2. Pengaruh pada pandangan mengenai manusia :
  • Manusia bukan hanya physical being, tetapi juga spiritual entity. Aspek spiritual tidak diatur oleh hukum alam. Jiwa manusia (soul) ada pada dunia yang tidak nyata (intangible), tidak dapat dibuktikan dengan mata, dan eksistensinya hanya dapat dibuktikan lewat percaya (iman).
  • Menempatkan ide Plato dalam konteks kekristenan
  • Usaha untuk menjelaskan hubungan antara body and soul sebagai suatu dualisme, bukan sst yang harus dipertentangkan, body dan soul masing-masing memiliki fungsi tersendiri.

Aliran-Aliran dalam Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang berkembang dengan berbagai pemikiran yang menelurkan aliran-aliran dalam ilmu psikologi. Di bawah ini aliran-aliran besar dalam ilmu psikologi
1.      Aliran Psikoanalisis
Aliran ini pertama kali muncul pada sekitar abad 19, yang dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) ketika dia sedang menangani seorang pasien Neorotik atau pasien yang mempunyai ciri mudah cemas, disebabkan oleh konplik yang terjadi pada saat seoarng masih amat kecil, kemudian direpresi/ditekan (didorong masuk dari kesadaran ke alam tak sadar) seorang tokoh yang mungkin lebih tepat dikatakan sebgai pencetus psikodinamik. Namun demikian konsep pemikirannya tentang ketidak sadaran telah banyak meng-ilhami para ahli psikologi Analisis yang hidup setelahnya. Freud adalah seoarang psikiatris yang menaruh perhatian besar pada pengertian dan pengobatan gangguan mental. ia sedikit sekali menaruh minat terhadap problem-problem tradisional Psikologi Akademis seperti; Sensasi, Persepsi, Berfikir dan Kecerdasan karena itu ia mengabaikan problem kecerdasan dan mengrahkan usahanya untuk memahami dan menerangkan apa yang diistilahkannya sebagai ketidak sadaran. Teori yang dicetuskan oleh Freud tentang kepribadian, mencoba menjelaskan tentang Normaliats dan Abnormalitas psikolgis dan perawatan terhadap orang-orang yang tidak normal Menurrut teori ini sumber utama konflik dan gangguan mental terletak pada ketidak sadaran, karena itu untuk mempelajari gejala-gejala ini, Freud mengembangkan teori Psikoanalisis yang sebagian besar di dasarkan pada interpretasi “arus pikiran pasien yang diasosiasikan secara bebas” dan analisis mimpi. Menurut Freud “Dorongan-dorongan, komponen-komponen kepribadian, ingatan akan pengalaman masa kanak-kanak dan konflik psikologis yang mengerikan cenderung tidak disadari”. Dalam formolasi-formolasi Freud “dorongan seksual” memainkan peranan penting secara khusus. Kenapa demikian? Karena, menurut Freud “Dorongan seksual melahirkan sejumlah energi psikis yang disebut libido untuk perilaku dan aktivitas jiwa” energi psikis tersebut sejajar dengan fisik walupun berbeda diantara keduanya. bila dorongan seksual dipuaskan, maka energi psikis membentuk kekuatan yang menekan, seperti air dalam selang yang tersumbat. Konflik-konflik yang terjadi pada seseorang akan meningkatkan ketegangan, bila seseorang ingin hidup normal, maka ketegangan tersebut harus dikurangi atu dihilangkan. Menurut Freud Kepribadian manusia berisi tiga komponen penting: id, ego, super-ego. Ketiga komponen ini salalu bersaing memperebutkan energi psikis, Id terletak pada inti kepribadian yang primitif, tempat tinggal dorongan-dorongan yang oleh Freud disebut “kekacauan, kancah kenikmatan yang meluap” Id tidak mempunyai organisasi yang logis sehingga dorongan yang saling bertentangan dapat hidup berdampingan secara terus menerus, pun demikian Id juga tidak memiliki nilai-nilai moral dan gantinya itu sangat dikuasai oleh prinsip-prinsip kenikmatan.
Ego timbul pada diri anak- anak yang sedang berkembang, sebenarnya Ego ini adalah bagian dari Id namun sudah dimodifikasi sedemikian rupa, karena sudah sedemikian dekat dengan dunia luar individu. Salah satu tugas penting Ego adalah mencari dan menemukan objek yang dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan Id. Selain itu Ego juga berfungsi menurut prinsip-prinsip realitas, mendahulukan pemuasan keinginan Id sampai suatu situasi atau obyek yang tepat telah ditemukan. Perbedaannya Ego sangat terkendali, realistic, logis, dan berfikir proses skunder. misalnya saat kita lapar maka yang bertindak untuk berfikir bagaimana rasa lapar itu hilang adalah Ego sedang yang menimbulkan rasa lapar itu sendiri adalah Id.
Sedangkan Superego menurut Freud terbentuk dari ego saat anak-anak mengidentifikasi dirinya dengan orang tua dan menginternalisasi kedalam dirinya segala aturan, nilai dan adat-istiadat lingkungannya. Meskipun superego adalah bagian dari ego namun fungsinya sangat berbeda sekali dengan ego, dan berfungsi independen. Superego sangat mendambakan kesempurnaan, idealisme, pengorbanan diri dan kepahlawanan.
Kemudian Freud merumuskan tentang teori perkembangan kepribadian, bahwa perkembangan kepribadian seorang anak dibentuk dari pengalaman-pengalaman ketika anak-anak menjalani seperangkat urutan perkembangan psikoseksual yang menurut Freud pada tahap-tahap ini seringkali terjadi konflik yang harus diatasi. Bila anak terlalu dituruti, terlalu kekurangan, atu terlalu dikecewakan pada salah satu perkembangan, maka Fiksasi secara permanen akan tertinggal dalam tahap perkembangan tersebut. Freud menguraikan empat tahap pekembangan psikoseksual: tahap oral (mulut), tahap anal (dubur/anus), tahap phallik, dan tahap genital.
Tahap Oral (mulut) terjadi pada tahun pertama anak-anak, seperti makan, menggigit dan lain sebagainya. Penyapihan merupakan konflik uatama pada tahap ini. bila anak terlalu dalam menikmati ASI ibu atau susu botol sehingga menimbulkan rasa tidak ingin melepaskannya, maka saat dewasa anak tertsebut akan memperlihatkan pola perilaku oral (seperti ketergantungan, pasif dan kerakusan) dan sangat dikuasai oleh bagian oral (seperti, makan, mengunyah permen karet, merokok dan kemampuan bicara yang sangat berlebihan).
Tahap Anal terjadi pada tahun kedua dimana seorang anak mendapatkan kenikmatan dari duburnya, seperti saat buang air besar, kemudian penahanan kotoran. Untuk memperoleh knikmatan pertentangan dengan masyarakat mulai menghambat-nya. Akibatnya anak akan di minta untuk mengendalikan dorongna alamiyahnya, kemudian hal itu akan menimbulkan konflik pada tahap anal beberapa anak akan melakukan “pembalasan”, misalnya buang air besar tidak tepat waktu dan tempatnya..
Tahap Phallik biasanya terjadi diusia 3-5 tahun, menurut Freud anak-anak menyadari bahwa ia dapat mempeperoleh kenikmatan melalui alat kelaminnya. Freud juga yakin bahwa semua anak kecil pernah melakukan masturbasi (merangsang alat kelaminnya sendiri agar tegang) dan hal ini juga diakui dan disetujui oleh psikolog modern. Menurut Frued khayalan yang terjadi ketika anak-anak masturbasi akan menentukan krisis yang universal.
Tahap Genital dimulai sejak anak masuk di usia remaja samapi akhir hayatnya. Dan pada saat ini minat seksual tampak seperti bangun kembali, orang akan memperhatikan orang lain ketika mereka bekerja sama dalam lingkup budayanya. Sampai pada tahap phallik orang terlalu terpusat pada tubuhnya sendiri dan kebutuhan mendadak. Bila energi terlalu ketat akibat adanya kepuasan yang berlebihan atau sangat mengecewakan pada tahap perkembangan sebelumnya maka remaja tidak mungkin dapat memenuhi tuntutan ini. Selain Sigmund Freud banyak tokoh-tokoh lain dalam aliran psikoanalisis ini yang seringkali disebut sebagai Neo Freudian . diantaranya Carl Gustav Jung (1875-1961) yang memisahkan diri Freud Karena tidak setuju dengan pendapat Freud bahwa libido itu sepenuhnya diwarnai oleh kenikmatan seksual dan juga penekanan terhadap perkembangan anak, tokoh ini seringkali dihubungkan dengan dengan pandangan manusia pada dasarnya mewarisi ketidak sadaran kolektif .
Tokoh kedua adalah Alfred Adler (1870-1937) salah satu murid Freud yang memisahkan diri dari Freud. sama seperti Carl Gustav Jung, Adler juga perpendapat bahwa penekanan terhadap factor seksualitas agak berlebihan. Adler menekankan pentingnya peranan lingkungan terhadap prilaku seseorang. Dia berpendapat bahwa kepribadian pada dasarnaya adalah kepribadian social dan bahwa perasaan rendah diri itu sebetulnya pusat motivsi pada manusia.
       Tokoh selanjutnya adalah Karen Horney (1885- 1952) yang juga memisahkan diri dari Freud Karena tidak sependapat dengan Freud tentang teori energi. Horney berpendapat bahwa pengalaman yang bermacam-macam selama masa kanak-kanak memberikan pola/ciri kepribadian dan konflik-konflik yang berbeda pula. Dia sangat menekankan efek perasaan yang mengganggu dari keterasingan dan ketidak berdayaan.
Tokoh yang lain adalah Harry Stack Sullivan (1892-1949) tokoh ini berpendapat bahwa prilaku yang dapat diterima atau prilaku yang menyimpang sebetulnya dibentuk oleh pola interaksi yang terjadi antara anak dan orang tua.
Tokoh terakhir adalah Erik Erikson (lahir 1902) tokoh inilah yang mengembangkan teori Freud dalam hal perkembangan. Rumusan-rumusannya menekankan implikasi social dan psikologis serta meneropong masa dewasa
2.      Aliran Gestalt.
Gestal berasal dari bahasa Jerman yang berarti “bentuk” atau “Konfigurasi”,“hal”, “peristiwa”, “pola”, “totalitas” atau “bentuk keseluruahan”. Aliran ini pertama kali muncul pada tahun 1912 yang didirikan oleh Max Wertheimer (1880-1943) yang pernah menjadi murid Oswald Kulpe di Wurzburg dan mendapat gelar doktornya disana pada tahun 1904. dan pada waktu itulah ia mulai tertarik pada satu aliran filsafat yang terutama mempejari tentang fenomena (gejala) yang lebih dikenal dengan aliran fenomologi. kemudian aliran Gestalt ini dikembangkan oleh Kurt Koffka (1886-1941) dan Wolfgang Kohler (1887-1967). Aliran ini muncul sebagai bentuk kritik terhadap teori-teori yang berlaku di Jerman sebelumnya terutama teori strukturalisme dari Wilhelm Wundt, yang khususnya mempelajari proses penginderaan dianggap terlalu elemenistik (terlalu mengutamakan elemen atau detail). Padahal persepsi manusia terjadi secara menyeluruh dan terorganissikan, tidak secara parsial atau sepotong-sepotong. Menurut Wertheimer ketika sebuah melodi terdengar (dipersepsi), sebuah kesatuan dinamis atau keutuhan muncul dalam persepsi, akan tetapi nada tersebut dalam dirinya sendiri menyebar dan saling bergantian dalam urutan waktu tertentu jadi menurut aliran ini yang utama bukanlah elemen akan tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisi kedalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan adalah lebih dari sekadar penjumlahan unsur-unsurnya, lebih dahulu diatanggapi dari bagian-bagiannya, dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dari keseluruhan. arti dari gestalt tergantung pada unsur-unsurnya, sebaliknya arti unsur-unsur tergantung pada gestalt.
Eksperimen gestalt peratama, menurut Atkinson dan kawan-kawan adalah mempelajari gerakan, terutam Fenomena Phi. Jika dua cahaya dinyalakan secara berurutan, subjek melihat cahaya tunggal bergerak dari posisi cahaya pertama kecahaya kedua. Fenomena gerakan ini telah banyak diketahui tetapi ahli psikologi gestalt menangkap kepentingan teoritis pola stimuli dalam menghasilkan efek. Pengalamn kita tergantung pada pola yang dibentuk oleh stimuli dan pada organisasi pengalaman, menurut mereka, apa yang kita lihat adalah relatif terhadap latar belakang, dengan aspek lain dari keseluruhan. Keseluruahn berbeda dengan penjumlahan bagian-bagiannya; keseluruahn terbagi atas bagian dari suatu hubungan. untuk lebih jelasnya lihatlah gambar berikut:
3.      Aliran Behaviorisme.
Behaviorisme adalah sebuah aliran yang didirikan John B Watson (1878-1958) pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa psikologi harus menjadi ilmu yang objektif dalam arti harus dipelajari sebagaimana ilmu pasti atau ilmu alam. oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya dapat diteliti melalui metode instrospeksi yang dianggap tidak objektif dan tidak ilmiyah. kemudian aliran ini digerakkan oleh Burrhus Frederic Skinner (1904-1968) yang terkenal dengan eksperimen operant conditioning dengan tikus . Menururut pandangan Skinner, kepribadian pada dasarnya adalah sebuah fiksi. Orang melihat hanya apa yang orang lain lakukan dan mengerti menyimpulkan sifat-sifat yang mendasari (motif, emosi, dan kemampuan) yang ada sebenarnya dalam fikiran pengamat tersebut. Dia amat yakin bahwa psikologi hanya memusatkan perhatian pada apa yang dilakukan oleh orang lain. Sedangkan disposisi dalam diri seseorang tidak dapat dipakai sebagai penjelasan yang adekuat untuk menjelaskan perilaku orang lain.
Namun demikian, sebenarnya sebelum J.B Watson mengemukakan aliran psikologi ini, sejumlah filusuf dan ilmuan sudah mengajukan gagasan-gagasan mengenai pendekatan objektif dalam mempelajari manusia, berdasarkan pendekatan yang mekanistik, suatu pendekatan yang menjadi ciri utama dalam Behaviorisme. Diantaranya adalah Ivan Pavlov (1849-1936) yang dikenal dengan eksperimen mengenai refleks bersyartat atau refleks terkondisi yang dilakukan terhadap anjing dengan mengeluarkan air liurnya, dan W. Mc. Dougall (1871-1939) yang terkenal dengan teori instink-nya.
Aliran ini mengemukakan bahwa objek psikologi hanyalah perilaku yang kelihatan nyata dan menolak pendapat sarjana psikologi lain yang mempelajari tingkah laku yang tidak tampak dari luar atau tentang alam bawah sadar (Psikoanalisi) dan menentang aliran lain yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif (Introspeksionisme).
Belakangan kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku manusia -kecuali instink- adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan.
       Tokoh lain dalam aliran ini adalah : a. Clark Hull (1943) yang mengemukakan konsep teorinya yang sangat dipengaruhi oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, tingkah laku seseorang berfungsi untuk menjaga kelangsungan hidup. Oleh karena itu, dalam teori Hull, kebutuhan biologis dan pemuasan kebutuhan biologis menempati posisi sentral. menurut Hull kebutuhan dikonsepkan sebagai dorongan (drive), seperti lapar, haus, tidur, hilangnya rasa nyeri dan sebagainya,.
b. Edwin Guthrie yang mengemukakn teori kontinguiti, memandang bahwa belajar merupakan kaitan asosiatif antara stimulus tertentu dan respons tertentu. Selanjutnya ia berpendapat bahwa hubungan antar stimulus dan respon merupakan factor kritis dalam belajar
4. Aliran Humanistic.
Pada akhir tahun 1940-an munculah suatu prsepektif psikologi baru. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini misalnya ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja social, dan konselor bukan merupakan hasil penelitian dalam proses belajar. Gerakan ini berkembang, dan kemudian dikenal sebagai humanistis, eksestransial, perceptual, atau fenomologikal. Psikologi ini berusaha untuk memahami perilaku seseorang dari sudut pandang si pelaku (behaver), bukan dari pengamat (obsrver). Lebih penting lagi aliran ini mempunyai pandangan bahwa tiap-tiap individu di pengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.
Tokoh-tokoh yang menonjol dalam aliran ini antara lain;
Combs dan kawan-kawan, yang menyatakan bahwa apabila kita ingin memahami perilaku seseorang, kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Apabila kita ingin mengubah keyakinan atau pandangan orang itu, perilaku dalamlah yang membedakan seseorang dari orang lain. Combs dan kawan-kawan selanjutnya mengatakan bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya tak lain hanyalah dari ketidak mauan seseorang untuk melakukan sesuatu ynag tidak akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu, ini berarti siswa tersebut tidak mempunyai motivasi untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru tersebut. Mungkin dengan memberiakn aktivitas yang lain maka siswa tersebut akan memberikan respon positif.
Para ahli humanistic melihat adanya dua bagian dalam pada tahap belajar ;
a. pemerolehan informasi baru.
b. personalisasi informasi ini pada individu.
c. Bloom dan Kratwohl.
Dalam hal ini Bloom dan Kratwohl menunjukkan apa yang mungkin dikuasai oleh sesorang yang mencakup tiga kawasan berikut :
Kognitif
kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu :
1. Pengetahuan (mengingat, menghafal).
2. Pemahaman (menginterpretasikan)
3. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan sesuatu).
4. Analisis (menjabarkan suatu konsep).
5. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep yang utuh).
6. Evaluasi (membandingkan nilai, ide, metode, dan sebagainya).
Psikomotor       
Psikomotor terdiri dari lima tingkatan.
1. Peniruan (menirukan gerak).
2. Penggunaan (mengguanakan konsep untuk melakukan gerak).
3. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar).
4. Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar).
5. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar).
Afektif
Terdiri dari lima tingkatan.
1. Pengenalan (ingin menerima, sadar kn adnya sesuatu).
2. Merespons (aktif berpartisipasi).
3. Penghargaan (menerima nilai-nilai. Setia kepada nilai-nilai tertentu).
4. Pengorganissian (menghubungkan nilai-nilai yang dipercaya).
5. Pengalaman ( menjadikan nilai-nilai sebagian dari bagian dari hidup).
6. Kolb
Tokoh ini berpendapat bahwa pengetahuan sesorang bertahap dari pengalaman konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualissi, dan terakhir eksperimentasi aktif.




Tidak ada komentar: